Kondisi Terkini Rumah Masa Kecil Abah Guru Sekumpul

Kondisi Terkini Rumah Masa Kecil Abah Guru Sekumpul

  • September 30, 2024

Abah Guru Sekumpul, atau KH M Zaini bin Abdul Ghani, adalah sosok ulama yang sangat dihormati dan dikenal luas di Kalimantan Selatan. Sebelum pindah ke Kompleks Ar Raudah, beliau pernah tinggal di sebuah rumah sederhana di Kelurahan Keraton, Martapura Kota. Berikut adalah kondisi terkini dari rumah masa kecil Abah Guru Sekumpul.

Deskripsi Rumah

  • Lokasi: Rumah tersebut terletak sekitar 40 meter dari makam ayahnya, Haji Abdul Ghani bin Abdul Manaf, dan tidak jauh dari Langgar Darul Aman.
  • Kondisi Asli: Rumah itu memiliki atap rumbia dan berdinding papan, serta awalnya hanya terdiri dari dua kamar yang tidak terlalu luas.
  • Renovasi: Kini, rumah tersebut telah mengalami pemugaran dan diperluas. Badaruzaman (53), pemilik rumah saat ini, menjelaskan bahwa telah ada perluasan area di sebelah kiri dan belakang rumah, serta penambahan tiga kamar di lantai atas.
  • Keaslian: Meskipun telah direnovasi, bentuk asli rumah masih dipertahankan, termasuk tiang yang berdiri kokoh di ruang tengah dan lantai kayu yang masih asli. Kayu-kayu asli dari rumah tersebut dibungkus dengan material beton untuk menjaga keawetannya.

Sejarah dan Kenangan

  • Kehidupan Awal: Badaruzaman menyatakan bahwa Abah Guru Sekumpul tinggal di rumah tersebut dalam kondisi yang sangat sederhana, di mana tanahnya tidak dibeli, melainkan hanya dipinjam dari lahan milik kakeknya.
  • Kegiatan Spiritual: Ruang tengah rumah tersebut dulunya merupakan kamar tempat Abah Guru Sekumpul melakukan shalat dan membaca kitab. Aman, sapaan akrab Badaruzaman, merasa penting untuk mempertahankan material rumah tersebut sebagai bentuk penghormatan dan harapan untuk mendapatkan keberkahan dari tempat yang pernah dijadikan tempat beribadah oleh Abah Guru Sekumpul.

Profil Abah Guru Sekumpul

  • Latar Belakang: Abah Guru Sekumpul lahir pada 11 Februari 1942 di Desa Tunggul Irang, Martapura. Ia dikenal sebagai sosok yang lembut, penuh kasih sayang, sabar, dermawan, dan tekun.
  • Keturunan Ulama: Beliau merupakan keturunan ke-8 dari ulama besar Banjar, Maulana Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah Al-Banjari. Sejak usia 5 tahun, beliau mulai belajar Al-Qur’an dan melanjutkan pendidikan di Madrasah Kampung Keraton.
  • Guru: Kesuksesan beliau dalam menimba ilmu tidak terlepas dari bimbingan banyak gurunya, yang konon jumlahnya mencapai 200 orang.

Abah Guru Sekumpul adalah salah satu ulama yang sangat dihormati, dan rumah masa kecilnya kini menjadi saksi sejarah dari perjalanan hidup dan pengabdiannya kepada umat. Renovasi yang dilakukan di rumah tersebut tetap mempertahankan esensi dan keaslian, serta mengenang kembali momen-momen berharga dalam kehidupan sang guru.