Kisah Seorang Pria di Ponorogo yang Mengamalkan Al Fatihah dan Sholawat

Kisah Seorang Pria di Ponorogo yang Mengamalkan Al Fatihah dan Sholawat

  • September 30, 2024

Kisah Inspiratif Pria Ponorogo yang Mengamalkan Al-Fatihah dan Sholawat: Pelajaran Kehidupan dari Kang Tejo

Masih ingat dengan sosok Dokter H. Sutejo, atau yang lebih akrab disapa Kang Tejo? Pria asal Ponorogo ini telah menjadi inspirasi bagi banyak orang di sekitarnya, terutama karena kebiasaan sederhana namun mendalam yang ia lakukan: mengamalkan surat Al-Fatihah dan sholawat dalam setiap aktivitasnya, khususnya dalam berkebun. Kang Tejo bukanlah seorang ulama atau tokoh agama terkenal, namun cara hidupnya yang bersahaja, penuh doa, dan kesederhanaan telah menyentuh banyak hati.

Mengamalkan Al-Fatihah dalam Kehidupan Sehari-hari

Salah satu kebiasaan unik yang dilakukan oleh Kang Tejo adalah membaca surat Al-Fatihah di setiap kesempatan, terutama ketika ia menanam benih di kebunnya. Al-Fatihah, yang dikenal sebagai “Ummul Kitab” atau induk dari Al-Qur’an, merupakan salah satu surat yang penuh berkah. Bagi Kang Tejo, setiap kali ia menanam benih, Al-Fatihah bukan hanya doa biasa, melainkan sebuah ikhtiar spiritual untuk memohon ridho Allah atas segala usaha yang ia lakukan.

“Ketika saya menanam, saya membaca Al-Fatihah dan memohon kepada Allah agar tanaman ini tumbuh subur dan memberikan manfaat bagi banyak orang,” ujar Kang Tejo. Menurutnya, Al-Fatihah bukan hanya sekadar bacaan rutin dalam shalat, tetapi juga bisa menjadi sarana untuk memohon kebaikan dan keberkahan dalam setiap aspek kehidupan.

Kekuatan Sholawat dalam Kehidupan Kang Tejo

Selain mengamalkan Al-Fatihah, Kang Tejo juga dikenal rajin bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam kesehariannya, Kang Tejo seringkali terdengar melantunkan sholawat ketika sedang bekerja di kebun atau ketika melakukan aktivitas lainnya. Bagi pria yang dikenal sederhana ini, sholawat adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memohon syafaat dari Rasulullah SAW.

Sholawat bukan hanya sebagai bentuk penghormatan kepada Rasulullah, tetapi juga dipercaya memiliki kekuatan yang luar biasa dalam mendatangkan keberkahan, ketenangan batin, dan kemudahan dalam menjalani kehidupan. Kang Tejo sering mengatakan bahwa dengan bersholawat, hatinya menjadi tenang, segala urusan terasa ringan, dan rezeki pun mengalir tanpa hambatan.

Tidak Ingin Dikenal sebagai Orang Religius

Meski hidupnya dipenuhi dengan doa dan bacaan Al-Fatihah serta sholawat, Kang Tejo selalu rendah hati dan tidak ingin dikenal sebagai sosok yang religius. Baginya, apa yang ia lakukan hanyalah bentuk rasa syukur dan pengabdian kepada Allah. Ia tidak ingin mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain. “Saya hanya menjalankan apa yang menurut saya baik dan membawa manfaat. Saya tidak ingin disebut sebagai orang alim atau religius. Semua ini hanyalah bagian dari cara saya berkomunikasi dengan Tuhan,” ungkap Kang Tejo.

Inspirasi bagi Banyak Orang

Kisah hidup Kang Tejo menjadi inspirasi bagi banyak orang di sekitarnya. Kesederhanaannya, kebiasaannya dalam berdoa, serta ketekunannya dalam mengamalkan Al-Fatihah dan sholawat telah memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga hubungan yang kuat dengan Allah, bahkan dalam kegiatan sehari-hari yang mungkin terlihat sepele, seperti berkebun.

Banyak tetangganya yang mulai mengikuti jejak Kang Tejo. Mereka merasa bahwa mengamalkan doa dan sholawat dalam setiap aktivitas harian membawa ketenangan dan kebahagiaan tersendiri. Bahkan, beberapa dari mereka merasakan bahwa pekerjaan mereka menjadi lebih lancar dan masalah yang dihadapi terasa lebih mudah untuk diselesaikan setelah mengikuti kebiasaan Kang Tejo.

Pelajaran dari Kisah Kang Tejo

Kisah Kang Tejo dari Ponorogo ini mengajarkan kita beberapa hal penting:

  1. Kekuatan Doa dalam Kehidupan Sehari-hari: Setiap usaha yang kita lakukan, sekecil apa pun, jika diiringi dengan doa yang tulus, akan membawa keberkahan. Al-Fatihah dan sholawat adalah sarana yang bisa menghubungkan kita dengan Allah dalam setiap aktivitas.
  2. Kesederhanaan dan Ketulusan: Kang Tejo menunjukkan bahwa menjadi orang yang dekat dengan Allah tidak harus diiringi dengan formalitas agama yang berlebihan. Kesederhanaan dan ketulusan hati adalah kunci utama dalam mendekatkan diri kepada-Nya.
  3. Berbuat Kebaikan Tanpa Mengharapkan Pujian: Dalam hidupnya, Kang Tejo tidak mengharapkan pujian dari orang lain. Baginya, apa yang ia lakukan adalah bentuk pengabdian kepada Allah, bukan untuk mendapatkan pengakuan dari manusia.
  4. Mengajarkan Melalui Tindakan: Kadang-kadang, tindakan kita bisa lebih berarti daripada kata-kata. Kang Tejo tidak banyak berbicara, tetapi perbuatannya dalam mengamalkan doa dan sholawat telah memberikan pelajaran yang mendalam bagi orang-orang di sekitarnya.

Penutup

Kisah Kang Tejo mengingatkan kita bahwa ibadah dan kedekatan dengan Allah dapat dilakukan dalam bentuk yang sederhana namun penuh makna. Al-Fatihah dan sholawat adalah dua amalan yang dapat kita lakukan setiap hari, di mana pun dan kapan pun. Seperti Kang Tejo, kita juga bisa menjadikan setiap momen dalam hidup sebagai kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah, memohon keberkahan, dan menyebarkan kebaikan kepada orang lain.