Gus Baha, dalam penjelasannya mengenai menghafal Al-Qur’an tanpa memahami isinya, menekankan pentingnya keseimbangan antara hafalan dan pemahaman. Menurut Gus Baha, menghafal Al-Qur’an adalah amalan mulia yang dijanjikan berbagai keutamaan di akhirat, seperti yang disebutkan dalam beberapa hadis shahih. Namun, beliau juga mengingatkan bahwa memahami makna dan pesan yang terkandung dalam Al-Qur’an adalah aspek penting dari ibadah membaca dan menghafalnya.
Berikut beberapa poin terkait penjelasan Gus Baha dan hadits-hadits yang mendukung keutamaan menghafal Al-Qur’an:
- Kedudukan Penghafal di Akhirat: Penghafal Al-Qur’an akan memperoleh derajat tinggi di surga sesuai dengan ayat terakhir yang ia hafalkan dan baca di dunia. Rasulullah SAW bersabda:
“Dikatakan kepada pemilik Al-Qur’an: Bacalah dan naiklah, serta bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca tartil di dunia. Karena kedudukanmu berada pada ayat terakhir yang engkau baca.” (HR. Tirmidzi)
- Ditemani Malaikat Mulia: Orang yang menghafal dan membaca Al-Qur’an akan ditemani oleh para malaikat yang mulia. Rasulullah SAW bersabda:
“Perumpamaan orang yang membaca Qur’an dan telah menghafalnya, maka dia bersama para malaikat yang mulia.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Mahkota dan Gelang Kemuliaan di Akhirat: Di akhirat, penghafal Al-Qur’an akan diberi mahkota kemuliaan dan gelang kemuliaan. Rasulullah SAW bersabda:
“Al-Qur’an akan datang pada hari kiamat dan mengatakan: ‘Wahai Tuhan, pakaikanlah dia mahkota kemuliaan, tambahkanlah dia gelang kemuliaan, dan ridailah dia.’ Maka dia akan naik dan bertambah dengan setiap ayat suatu kebaikan.” (HR. Tirmidzi)
- Al-Qur’an Memberikan Syafaat: Al-Qur’an akan menjadi syafaat bagi orang yang membacanya, terutama surat Al-Baqarah dan Ali Imran. Rasulullah SAW bersabda:
“Bacalah Al-Qur’an karena ia akan datang pada hari kiamat menjadi syafaat bagi para pemiliknya.” (HR. Muslim)
Gus Baha menyampaikan bahwa meski hafalan adalah keutamaan besar, memahami isi Al-Qur’an tetap sangat penting untuk menghidupkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Hafalan tanpa pemahaman mungkin melahirkan hafalannya, tetapi tidak akan memaksimalkan hikmah Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, selain menghafal, seorang Muslim juga harus berupaya memahami Al-Qur’an agar bisa mengamalkan isinya dengan benar dan menjadikannya petunjuk hidup.